Senin, 31 Agustus 2009

EKSOTIKA CALLAGUR - KALIMANTAN

 
Eksotika Callagur dari Kalimantan. Dikalimantan, khususnya dikalimantan selatan sudah amat jarang ditemui, untuk alasan itulah kami mencoba menangkarkan kura kura yang cantik ini di Taman kami. Hanya sayangnya kami cukup sulit mencari indukan kura kura ini. Siapa mau bantu. Hubungi 0813-5160-1111

BIOKU

Bioku - jenis kura air tawar yang banyak terdapat dipedalaman kalimantan. Kura kura ini banak diperdagankan ke china untuk dikonsumsi dan diambil karapasnya untuk bahan baku obat dan kosmetik. Sayang ya ... !

EMYS - KURA KURA DARAT KALIMANTAN

SICANTIK KURA KURA ALBINO

Kua kura albino sangat jarang dijumpai dialam. Kami pernah menemukan dialam satu pasang, tetapi entah kenapa setelah lebih kurang 2 tahun dipelihara, kura kura tersebut hilang karena banjir, namun sampai saat ini tidak pernah diketemukan lagi.

BATAGUR AND CALLAGUR AT SATUN - THAILAND

Thailand - our primary goal was to visit the Thai Fisheries-run facility for Batagur and Callagur at Satun, in southern Thailand. Both species are most likely functionally extinct in Thailand, and captive populations of both were collected from a nearby river 25 – 30 years ago. The Batagur have bred successfully over the years - with thousands on hand - but still far below their capacity. Callagur have reproduced in much lower numbers. Egg incubation is a problem and is not controlled to reliably produce both sexes; good incubators are urgently needed. We also identified a number of husbandry issues – some likely related to diet, others to facility design -that will require veterinary visits and facility modifications to resolve. We hope to begin to mobilize support to this facility as soon as the potential to use this facility to restore wild populations of both species appears to be good. Looking down the road, this could be an excellent student project.
We also visited the Inland Fisheries Station at Kanchanaburi where the emphasis is on breeding softshell turtles, notably Chitra chitra. A new building has been erected since our last visit, providing improved rearing conditions to a wide range of species including two Myanmar endemics, Nilssonia formosa and Chitra vandijki. Certainly one of the high points of our trip was formalizing our relationship with Mr.Uthen Youngprapakorn, to officially represent TSA in dealings with the government and their Fisheries-run facilities. Uthen owns the world’s largest croc farm near Bangkok and manages the largest and most successful breeding group of false gharials (Tomistoma) in the world (800 hatched to date).

The Setiu River is home to a population of the critically endangered river terrapin (Batagur baska). Each year during nesting season, local people wait along the river for nesting females to arrive on the sandbanks. Although the adult turtles are not taken, their eggs are collected and sold or consumed as a local delicacy that dates back generations. Eggs collection is presently legal in Malaysia. The problem is that wild populations of Batagur baska continue to decline on the Setiu River. Fewer and fewer females may be returning each year to nest, and local consumption of eggs is undoubtedly impairing the development of the next generation of nesting adults on the river.
The Setiu River Batagur baska Project started in 1999 and 2000 when several clutches of eggs, deposited on the banks of the Setiu River, were collected and hatched in captivity by scientists from KUSTEM University. The juveniles were raised for 3-4 years. In 2003, 75 of the young turtles were released back into the Setiu River. Drift nets were used to recapture the head-started juveniles between July and October of 2003.
In early 2004, local fishermen were hired to purchase eggs from collectors. The eggs are incubated in a controlled environment at KUSTEM University, not far from the Setiu River. The university plans to procure optimal numbers if eggs over the next ten years, head starting juveniles and staggering their release over a period of 1-6 years.
One of the aims of the head-starting component of the project is to determine the optimal age for release of juveniles. Mark and recapture efforts will focus on trying to determine what happens to the juveniles after their release.
Researchers also hope that trapping efforts will help them assess the status of wild populations of both Batagur baska and another high priority species living in the same area, the painted river terrapin, (Callagur borneoensis).
As a safety measure in case efforts to protect wild populations are unsuccessful, KUSTEM University plans to establish an assurance colony of Batagur baska in ponds located on the grounds of the university, using juveniles hatched and raised at the center as founding stock.

Minggu, 30 Agustus 2009


Summary
The Setiu River is home to a population of the critically endangered river terrapin (Batagur baska). Each year during nesting season, local people wait along the river for nesting females to arrive on the sandbanks. Although the adult turtles are not taken, their eggs are collected and sold or consumed as a local delicacy that dates back generations. Eggs collection is presently legal in Malaysia. The problem is that wild populations of Batagur baska continue to decline on the Setiu River. Fewer and fewer females may be returning each year to nest, and local consumption of eggs is undoubtedly impairing the development of the next generation of nesting adults on the river.
The Setiu River Batagur baska Project started in 1999 and 2000 when several clutches of eggs, deposited on the banks of the Setiu River, were collected and hatched in captivity by scientists from KUSTEM University. The juveniles were raised for 3-4 years. In 2003, 75 of the young turtles were released back into the Setiu River. Drift nets were used to recapture the head-started juveniles between July and October of 2003.
In early 2004, local fishermen were hired to purchase eggs from collectors. The eggs are incubated in a controlled environment at KUSTEM University, not far from the Setiu River. The university plans to procure optimal numbers if eggs over the next ten years, head starting juveniles and staggering their release over a period of 1-6 years.
One of the aims of the head-starting component of the project is to determine the optimal age for release of juveniles. Mark and recapture efforts will focus on trying to determine what happens to the juveniles after their release.
Researchers also hope that trapping efforts will help them assess the status of wild populations of both Batagur baska and another high priority species living in the same area, the painted river terrapin, (Callagur borneoensis).
As a safety measure in case efforts to protect wild populations are unsuccessful, KUSTEM University plans to establish an assurance colony of Batagur baska in ponds located on the grounds of the university, using juveniles hatched and raised at the center as founding stock.

MEMELIHARA KURA KURA BRAZIL

KURA-KURA BRASIL
Kebanyakan kura-kura brazil (red ear slider) yang diperdagangkan ditakdirkan mati prematur sejak mereka menetas. Mayoritas kura-kura ini dijual kepada penjual yang tidak berpengetahuan dan lalu mereka menjual kura-kura ini kepada pembeli tanpa informasi perawatan yang cukup. Tortoise Trust menginginkan adanya penerapan hukum bahwa semua hewan eksotik hanya dapat dijual jika disertakan petunjuk tentang dasar pemeliharaannya yang tepat. Setiap tahun ada tiga sampai empat juta kura-kura brazil yang diekspor dari Amerika. Kebanyakan mereka berasal dari peternakan di Louisiana dan Mississippi. Para penangkap kura-kura alam yang juga menyediakan stok pengganti untuk peternakan ini juga bertanggung jawab atas pengumpulan 25.000 – 30.000 kura-kura dewasa setiap minggunya untuk diekspor ke pasar makanan di luar negeri (khususnya di Asia Timur).
Peternakan komersil kura-kura biasanya memiliki beberapa kolam buatan yang mana setiap kolamnya dapat berisi sampai 13.000 kura-kura petelur dewasa. Tingkat kematian yang sangat tinggi yang terjadi setiap tahun disebabkan oleh stres, penyakit, kelainan gizi makanan, ketidakcukupannya ketinggian air dan populasi yang terlalu padat. Air, yang perlu mendapat perhatian khusus karena tingginya kontaminasi oleh bermacam-macam organisma penyakit.

Tingginya tingkat kelebihan dari kura-kura dewasa yang rumahnya tidak diinginkan, tapi ribuan bayi kura-kura terus diternakan setiap tahunnya memperburuk masalah kemanusian. Kebanyakan bayi kura-kura akan mati dalam jangka waktu 3-6 bulan, tapi hanya sebagian yang bisa bertahan dari ketidakcukupan akomodasi.

Populasi alami kura-kura sudah banyak mengalami tekanan yang intensif dari hilangnya habitat karena manusia. Luasnya penyebaran dan tidak adanya pengontrolan pengambilan/pengumpulan untuk perdagangan membuat populasi kura-kura makin tertekan lebih parah.
Kura-kura dapat dimulai sebagai mahluk kecil yang kelihatannya dapat dipelihara di tempat yang kecil dan murah. Tetapi setelah mereka dewasa, mereka berkembang menjadi ukuran yang cukup besar 30cm dan itu bukan hal yang luar biasa. Dengan ukuran ini mereka membutuhkan tempat yang luas pula, mahalnya biaya alat-alat penyaringan/filter serta mahalnya biaya yang harus kita keluarkan seiring waktu. Sangat berguna untuk diperhatikan, bahwa anak kura-kura hanya berharga dua dollar saja (duapuluh ribu rupiah) untuk membelinya pertama kali. Tetapi biayanya akan menjadi paling sedikit seratus kali lipat dari harga pembelian awal untuk merawat kura-kura dewasa dengan baik (aquarium, pemanas, lampu dan filter). Ini belum termasuk kemungkinan biaya tambahan untuk pergi ke dokter hewan dan makanannya. Dengan harga yang murah, kura-kura sering langsung dibeli tanpa pikir panjang – berapa banyak orang mengambil komitmen ini jika mereka tahu apa yang termasuk dalam pemeliharaan kura-kura yang benar?
Memang tidak ada salahnya memelihara kura-kura sebagai hobi jika kamu ingin benar-benar merawat kura-kura tersebut dengan serius dan menyediakan lingkungan yang mendukung untuk kura-kura tersebut. Ada ribuan kura-kura sangat membutuhkan orang-orang yang dapat memberikan perawatan dengan baik. Kura-kura adalah binatang pintar yang dapat berharga untuk dipelihara. Yang harus kita lakukan adalah tidak mendukung perdagangan kura-kura.
Filtrasi
Salah satu masalah umum yang sering dihadapi pemeliharaan kura-kura adalah memelihara kwalitas air. Air yang kotor adalah penyebab penyakit bakteri dan parasit. Aquarium kura-kura yang kotor sangat bau dan menjadi tambahan yang tidak baik dalam rumah anda. Menguras air secara teratur adalah satu cara untuk menjaga kebersihan, tetapi proses pengurasan cepat menjadi pekerjaan yang banyak menyita waktu. Pemecahan praktis adalah dengan menggunakan mesin penyaring atau filter yang dapat mengurangi frekwensi pengurasan. Ada tiga jenis filter:
Filter undergravel(bawah pasir)
Filter undergravel bekerja sangat baik, tetapi membutuhkan area yang luas, rendah kepadatan dan air yang mengandung oksigen tinggi. Jenis filter ini mengunakan pompa udara. Tetapi hanya sesuai untuk anak kura-kura. Aquarium yang besar harus menggunakan powerhead(pompa air celup) untuk menggantikan pompa udara.
Filter tabung internal(dalam aquarium)
Filter tipe ini cukup murah dan sangat efektif. Gunakan filter berukuran terbesar di dalam tangki anda. Media filter yang paling baik menurut pengalaman kami adalah jenis busa (spon). Busa ini dapat dikeluarkan dan dicuci jika tersumbat.
Filter tabung eksternal(luar aquarium)
Untuk aquarium yang besar filter jenis ini tidak terkalahkan. Sekali lagi, kami menemukan busa/spon untuk media yang paling efektif tetapi kombinasi lainnya juga dapat digunakan karena salah satu keuntungan filter jenis ini adalah keserbagunannya. Badan filter sendiri terletak di luar aquarium, hanya pipa penghubung ke dalam dan keluar yang dimasukan ke dalam aquarium. Gunakan filter terbesar yang dapat kamu beli untuk mendapatkan hasil terbaik, tetapi akan berdampak negatif terhadap biaya yang harus dikeluarkan. Filter eksternal yang berkekuatan besar tidaklah murah tetapi sangatlah membantu jika anda memelihara jenis kura-kura besar di dalam aquarium karena filter itu akan mengurangi kebutuhan seringnya mengganti air.
Pencahayaan
Faktor lain yang sering tidak dipikirkan oleh pemelihara baru (pemula) adalah pencahayaan. Semua kura-kura dalam ruangan / aquarium atau kolam membutuhkan semacam cahaya buatan. Silahkan membaca artikel pencahayaan kami untuk mengetahui lebih mendalam tentang topik ini.
Kesehatan dan Penyakit
Lebih dari 85% semua penyakit-penyakit yang ditemukan pada kura-kura adalah hasil dari akibat rendahnya kebersihan perawatan atau rendahnya gizi makanan dan kadang-kadang disebabkan oleh keduanya. Air yang kotor atau pengaturan suhu yang salah sering terjadi dan tidak dapat dijadikan sebagai alasan. Air yang bersih dan suhu yang cocok dapat dengan mudah dicapai hanya dengan biaya kecil untuk membeli peralatan pada toko-toko.
Penyakit yang disebabkan oleh makanan yang salah banyak sekali ditemukan dan menjadi penyebab utama kematian dini. Jika keseimbangan gizi makanan dapat diberikan seperti yang ditekan sebelumnya, kami telah menemukan spicis yang dapat bertahan hidup lebih dari 30 tahun dalam perawatan.
Kura-kura dapat menjadi sakit seperti binatang lainnya dan jika mereka sakit anda harus cepat membawanya ke dokter hewan. Pada umumnya penyakit ini dapat disembuhkan jika terdeteksi secara cepat.
Berikut ini adalah pedoman untuk masalah kesehatan pada umumnya untuk membantu anda mengidentitikasi binatang sakit yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan kemungkinan perawatan selanjutnya. Pedoman ini bukan dimaksudkan sebagai petunjuk untuk anda melakukan perawatan sendiri. Semua perawatan kesehatan haruslah dimonitor oleh dokter hewan yang berkualitas. Metoda perawatan yang akan dibahas hanya sebagai referensi saja dan dimaksudkan sebagai petunjuk umum sesuai dengan kebiasaan kedokteran sekarang ini. Juga dapat ditemukan beberapa petunjuk umum untuk pemeliharaan dan perawatan kura-kura air tawar yang sakit yang dapat bermanfaat untuk disimak:

Kura-kura yang sakit harus dijaga kehangatannya. Suhu yang paling cocok secara umum adalah antara 27 -30 C. Pada suhu ini sistem daya tahan tubuh dapat bekerja dengan maksimal. Sangatlah penting untuk mempertahankan kebutuhan akan air dari pada mengkhawatirkan untuk memberikan makanan secara paksa. Kura-kura yang kekurangan air (dehydrated) mengakibatkan kondisi yang sangat serius (dari komplikasi ginjal). Pada umumnya binatang yang sakit dan lemah membutuhkan / menyerap air dan mengembalikan fungsi ginjal sebelum mereka membutuhkan makanan secara paksa.
Kura-kura yang sakit mungkin tidak dapat berenang secara benar. Mereka dapat juga tenggelam. Jaga ketinggian air yang rendah dan pastikan kura-kura dapat meninggalkan air dengan mudah sesuai dengan keinginannya. Jika terjadi infeksi, pisahkan kura-kura itu segera mungkin. Sediakan aquarium kosong untuk keperluan ini jika dibutuhkan. Berikan perhatian yang khusus untuk hal-hal kebersihan dan gunakanlah sabun pencuci tangan seperti ‘Betadine’ povidone-iodine. Kunci keberhasilan perawatan reptil adalah ketepatan dari diagnosa yang diikuti oleh pengobatan sesuai. Jangan melakukan diagnosa tebak-tebakan tapi selalu mencari nasehat ahli di bidang doker hewan dari sumber yang terpercaya.
Pedoman penyakit umum

Gejala:
Mata bengkak atau berair, biasanya tertutup. Kemungkinan mengeluarkan cairan putih. Kulit terlihat merah dan mentah. Kemungkinan Edema.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mata sering diakibatkan dari kurang berfungsinya sistem penyaringan (filtrasi). Selidiki lingkungannya. Kesalahan pengaturan suhu dapat juga menyebabkan gejala-gejala seperti ini.
Pengobatan:
Antibiotik yang dioleskan pada mata (dalam bentuk salep) jika disebabkan oleh infeksi bakteri. Jaga kebersihan dan lingkungan sekeliling jika tidak baik.

Gejala:
Luka atau plaque-like furry yang disebabkan oleh sel-sel mati disekitar mulut. Kemungkinan menolak untuk diberi makan dan mata kemungkinan juga membengkak.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada mulut biasanya dapat ditemukannya organisma gram-negatif. Menular pada jenis hewan lainnya.
Pengobatan:
Kondisi yang serius membutuhkan pengobatan yang cepat. Mulut harus dibersihkan dengan cairan povidone-iodine beberapa kali dalam sehari dengan membersihkan juga sel-sel mati. Antibiotik yang berkontak langsung dengan luka juga efektif dalam melawan Gram-negatif organisma. Tangani hewan yang terinfeksi dengan seksama dan pisahkan dengan kura-kura lainnya secepatnya. Keadaan seperti ini biasanya dapat segera diatasi jika terdeteksi secara dini.

Gejala:
Hewan yang kurang bertenaga, kemungkinan menyanggah kepalanya dengan tinggi atau dalam posisi yang tidak seperti biasanya. Kemungkinan juga lemahnya kaki depan dan belakang dan juga kadang mengeluarkan cairan dari hidung atau mulut diikuti dengan sesak napas.
Kemungkinan disebabkan:
Kondisi serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran pernapasan, kemungkinan pneumonia.
Pengobatan:
Perhatian dari dokter hewan diperlukan secepatnya. Suntikan antibiotik biasa tindakan yang harus dilakukan (antibiotic biasanya tidak diberikan secara oral pada kura-kura air tawar disebabkan oleh lamanya dan tidak menentukan rasio penyerapan melalui pencernaan dan tidak menentunya jumlah serum darah).

Gejala:
Lemahnya daerah tempurung atas atau bawah dengan kemungkinan pecahnya pembuluh darah. Kemungkinan terciumnya bau yang tidak sedap dari daerah sekeliling. Daerah yang terkena dapat menyebar dengan cepat.
Kemungkinan disebabkan:
Infeksi bakteri pada tissue yang mana berasal dari trauma atau penyakit tertentu. organisma gram-negatif biasanya penyebabnya.
Pengobatan:
Daerah sekeliling yang terditeksi harus dibersihkan secara rutin dengan cairan povidone iodine, sel-sel yang mati dibersihkan secara perlahan dan kura-kura ini dipisahkan secepatnya dengan yang lainnya. Antibiotik yang dioleskan langsung dapat digunakan. Gejala seperti ini kebanyakan disebabkan oleh lokalisasi luka trauma, seperti terbakar oleh pemanas/heater atau goresan yang disebabkan oleh batu tajam yang ada di aquarium dll.

Gejala:
Kurang bertenaga, lemas, kemungkinan kaki atau tempurung bawah terlihat kemerahan.
Kemungkinan disebabkan:
Pada umumnya septicemia (keracunan pada darah).
Pengobatan:
Pada umumnya disebabkan oleh luka trauma, terutama air yang terkontaminasi. Ada kemungkinan hepatosis jika hati (lever) dengan cepat ikut terserang. Mendesaknya akan kebutuhan parenteral (tidak melalui mulut) antibiotik harus dilakukan dengan hati-hati dan intensif terapi pendukung juga diperlukan. Tes darah juga diperlukan untuk memastikan kemajuan pengobatan.

Gejala:
Tempurung atas yang lembek dan kemungkinan tidak merata. Lemahnya kaki-kaki dan kura-kura ini kemungkinan masalah makan.
Kemungkinan disebabkan:
Makanan yang kekurangan kalsium baik sedikit maupun banyak.
Pengobatan:
Untuk kondisi yang parah kemungkinan tidak dapat tertolong. Pengobatan dapat berupa suntikan kalsium ditambah makanan yang berkalsium dan perawatan di bawah sinar lampu UV-B.
Catatan: Gejala tempurung lembek, jangan disamakan dengan kura-kura jenis tempurung lunak (Soft-shell) seperti jenis Tryonix/Apalone.

Gejala:
Luka baru.
Kemungkinan disebabkan:
Perkelahian, lecet pada batu atau benda lain.
Pengobatan:
Pindahkan faktor penyebab di lingkungannya. Bersihkan perlahan-lahan dengan menggunakan cairan povidone-iodine dan jaga kebersihannya sampai luka sembuh total. Perhatikan dengan seksama gejala infeksi kedua, seperti septicernia, necrotic dermatitis.

Gejala:
Pembengkakan atau kemerahan di samping kepala.
Kemungkinan disebabkan:
Bisul telinga. Pada kura-kura, disebabkan oleh kebersihan air yang kurang.
Pengobatan:
Pembedahan oleh dokter hewan dengan pembiusan lokal.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Manouria EMYS Tortoise Care Sheet


Manouria emys emys atau Emis berasal dari Sumatera di Indonesia. Emis dapat mencapai panjang sekitar 80cm. Bertelur pada menjelang musim hujan dengan jumlah 2 clutch per tahun, jumlah masing-masing telur 5-8 butir.
Di alamnya emys memakan rumput, daun talas, buah-buahan yang jatuh dan daun-daun dari tanaman air seperti Lotus.

Habitat
Emys tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan. Hidup di hutan hujan tropis pada daerah pegunungan menyebabkan emys sangat menyukai kelembaban. Untuk menghindari dari panas yang menyengat, emys menggali lubang untuk berteduh dengan menggunakan kakinya yang sangat kuat atau bersembunyi di bawah daun-daun kering. Kura ini juga suka berendam pada kubangan-kubangan air.

Pemeliharaan
Karena berasal dari hutan Sumatera yang lembab, Emys harus diberi minum atau direndam setiap hari dan karena banyak emys tangkapan alam jadi harus rutin diberikan obat cacing seperti combantrin atau vermox.

JANGAN MENJEMUR KURA-KURA TERLALU LAMA
Emys tidak menyukai panas yang terlalu menyengat, dapat mengalami dehidrasi dan menyebabkan kematian, berikan tempat perlindungan pada kandang kura-kura sehingga jika terlalu panas kura tersebut dapat menjauhkan diri/bersembunyi di tempat teduh. Dan emys suka tempat yg lembab sehingga suka berendem didalam air yg dangkal.

JANGAN MENJEMUR KURA-KURA TANPA DIAWASI

Biarpun kelihatan lambat, tapi kura-kura juga pandai melarikan diri.
Pada musim hujan gunakan lampu khusus reptil yang mengandung UVA-UVB (Full spectrum Lamp). UVA digunakan untuk menambah selera makan dan memproses makanan di tubuh reptil. UVB digunakan untuk memproses Vitamin D3 pada makanannya karena reptil tidak bisa mensintesa Vitamin D3 tanpa bantuan UVB.
Tempat berjemur diusahakan mempunyai suhu 31˚C, sedang suhu kandang sekitar 28-29˚C. Gunakan termometer untuk mengukur suhu jangan kira-kira, karena kadang perkiraan kita meleset jauh. D

Makanan yang baik untuk emys:
Fumak, bokhoy, caisim, wortel, buah papaya, timun,pisang